Bertepatan
pada tanggal 23 juni 2012, Wisata Mistis mendapatkan undangan dari komunitas
Entog Mulang untuk melakukan kegiatan Baksos Membersihkan Sungai
Cikapundung ,fun
Rafting dan Tubing bersama
24 komunitas se Kota bandung,acara ini bertujuaan untuk membersihkan Sungai
Cikapundung dari sampah-sampah yang sering dibuang disungai cikapundung dan
juga sebagai saran silahturahmi antara komunitas se kota bandung.
Kegiatan
dimulai pada jam 8 pagi,para peserta bersiap-siap di jembatan sungai
cikapundung (plesiran) kemudian menuju ke rumah salah satu panitia baksos untuk mengganti pakain dan dibagikan rompi pelampung dan helm
keselamatan. Menuju jam 8.30 kita sudah bersiap untuk menaiki kendaraan roda
empat. Tidak lupa kami berphoto dahulu sebelum menaiki kendaraan, setelah sesi
berphoto selesai langsung saja kami menaiki kendaraan roda empat yang sudah
menunggu dan tidak lupa kembali kita berphoto-photo dengan pihak panitia dan
tanpa aba-aba kendaraan roda empat tersebut mulai bergerak kencang menuju PLTA
Dago.
Sesampainya di PLTA Dago, kita sudah disambut oleh panitia dan 24 perwakilan
komunitas lainnya dan
wismis salah satu. Saat dissana kami dan komunitas lain saling bercengkrama sambil bercanda gurau dan kemudian terdengar ada suara percakapan dari walkie talkie panitia yang mengatakan kita semua untuk turun kebawah menuju PLTA dan segera meluncur kebawah. Kita mengikuti jalan setapak dan akhirnya sampai di PLTA dengan tebing yang lumayan tinggi dan aliran sungai cikapundung yang deras. Tanpa basa basi kita menurun kebawah dan tidak lupa kembali kami berphoto-photo dan kemudian berphoto-photo bersama seluruh peserta dan panita sambil mendengarkan arahan standar keselamatan kegiatan dan cara tubing yang benar. Oia, perlu diketahui tubing ialah sejenis rafting tapi dengan media yang menggunakan ban,biasanya ada ikatan seperti jaring laba-laba pada lubang ban,untuk menahan posisi badan tidak terlalu masuk kebawah (pasti ngerti deh,supaya posisi *maaf* bokong lebih enak dan tidak terbentur oleh jeram-jeram/batu).
wismis salah satu. Saat dissana kami dan komunitas lain saling bercengkrama sambil bercanda gurau dan kemudian terdengar ada suara percakapan dari walkie talkie panitia yang mengatakan kita semua untuk turun kebawah menuju PLTA dan segera meluncur kebawah. Kita mengikuti jalan setapak dan akhirnya sampai di PLTA dengan tebing yang lumayan tinggi dan aliran sungai cikapundung yang deras. Tanpa basa basi kita menurun kebawah dan tidak lupa kembali kami berphoto-photo dan kemudian berphoto-photo bersama seluruh peserta dan panita sambil mendengarkan arahan standar keselamatan kegiatan dan cara tubing yang benar. Oia, perlu diketahui tubing ialah sejenis rafting tapi dengan media yang menggunakan ban,biasanya ada ikatan seperti jaring laba-laba pada lubang ban,untuk menahan posisi badan tidak terlalu masuk kebawah (pasti ngerti deh,supaya posisi *maaf* bokong lebih enak dan tidak terbentur oleh jeram-jeram/batu).
Setelah dirasa Cukup, langsung saja panitia memimpin didepan dan di ikuti oleh
peserta yang lain, benar-benar hari sabtu pagi yang nikmat. Ditemani oleh udara
yang sejuk dan air yang sangat dingin, perjalanan juga masih terasa santai dan
tibalah saatnya memasuki jeram pertama yang terbilang lumayan, dan brukkk!.
Tungkir kami terkena jeram tapi
tidak apa-apa gak masalah, terus saja kami mengikuti arus sungai.
Kemudian salah satu rekan kami Baruna mencoba
posisi duduk di ban dan ternyata lebih enak dan tidak taunya didepan ada
berbagai jeram. Karena baruna belum
terlalu mahir akhirnya ya tubing dia terbalik 180 derajat dan terjatuhlah dia(itu lah terlalu banyak
action).hihi
Tibalah kami di tanggul PDAM, ditanggul itu tadinya kita
dimintai untuk melewati daratan karena bentuk tanggulnya seperti curug/air
terjun dan sangat dalam. Hati kami ingin sekali menaklukkan tanggul tersebut dan tiba-tiba
Dwan salah satu panitia dan juga
merupakan anggota wisata mistis pun meluncur di bawah berkata
kepadanya "kang boleh ikutang meluncur gak? Dwan menjawab,
boleh boleh saja" dengan hati yang girang baruna segera turun dari daratan dan
segera menyusul Dwan yang berada di tanggul. Disitu Dwan mengajari
posisi meluncur/melompat dari tanggul kebawah tapi dengan posisi membelakangi
dan begitu menyentuh air/sungai langsung lanjut meluncur. Sempat deg-degan pada
saat ingin melakukan aksi tersebut dan tester pertama ialah Richie
dan brak busssshhh !! Richie selamat, dilanjutkan kedua oleh baruna yak tanpa
aba-aba langsung meloncat dan brak busssshhh!! OYEEE ternyata mantap sekali
sodara-sodara dan tiba-tiba ada salah satu peserta masih sekitaran smp
nyeletuk, ayo kang loncat dari sini.*sambil menunjuk sejenis tempat untuk
menyetel ketinggian air *tempatnya lumayan tinggi sekitar 2-3 tingkat* dengan
semangat 45 baruna dan Richie
segera mengikuti keatas dan di ikuti sama yang lain. Baru kusadari bahwa tempat
tersebut sangat lah tinggi dan sedikit timbul keraguan, emangnya bisa buat
loncat? karena yang kami tau
bahwa tempat tersebut sangatlah dangkal. Sebelum loncat ya kami pastiin dulu dengan
melihat si anak tadi meloncat dulu dan posisi jatuhnya dimana, wah ternyata
bisa. Langsung saja Richie loncat sambil berteriak aaaaaaaaa dan kemudian
disusul baruna dengan posisi
batu *tangan memegang memeluk kaki* bussshhh,ternyata dalam juga dan mantap
OYE, dan ada kejadian menarik disitu, kang deri yang sangat bersemangat untuk
loncat dan setibanya di atas mulai ragu untuk loncat sampai di paksa beberapa
kali dianya merinding dan ada juga pas dia mau loncat tangannya secara reflek
langsung memeluki tiang dan sempat jadi bahan ledekan.
Masih tetap oye kami terus melanjutkan perjalanan. Hingga
akhirnya kami memasuki areal penduduk dengan berbagai sampah. disitulah tugas
kami untuk membersihkan sampah-sampah dan ada juga berbagai batang bambu yang
menghalangi perjalanan kami. Karena arus sungai sangat deras, dan posisi kami sedang
berjalan (lagi bersihin sampah), tiba-tiba saja salah satu rekan kami terpleset
dan TIDAAAAKKK !!!. sendal teman kami terlepas dari kaki dan hanyut di bawa
oleh derasnya sungai. Mendengar teriakan teman kami tersebut,
dadi dengan sigap langsung meluncur menghadapi jeram di depan ternyata untuk
mengejar sendal kemudian dia pun terguling-guling karena menghadapi jeram
yang "berat" langsung panitia berteriak, itu cepat ditolong, panitia
segera meluncur membantu kang dadi untuk menaiki tubingnya kembali.
Entah kenapa pada saat itu segera meluncur terdepan
untuk mencari sendal yang hanyut tersebut, peduli dengan jeram yang
akan dilalui, bisa di lewati dengan mulus. dan akhirnya melihat
sendal berada pada urutan terdepan dan untungnya ada panitia
dibagian terdepan dengan sigap saya berteriak "KANG SENDAAAAALLLL
!!!," akang panitia dengan sangat sigap segera mengambil sendal saya dan
melemparkannya ke pinggir. Langsung saja segera ketepian untuk
bertemu kembali dengan sendal yang satu-satunya. Suasana haru biru
menyeliputi sekitar sungai cikapundung. Setelah mendapatkan kembali sendal saya
yang hanyut. Saya beserta panitia terdepan kembali meluncur terdepan dan di
akhiri dengan jeram yang terbilang extreme ternyata mudah dilewati *oye*,
disitu arusnya sangat tenang, kita istirahat disana sambil menunggu peserta
yang lainnya. Sambil menunggu peserta yang lain saya melakukan kegiatan seperti
berenang dan standart keselamatan bilamana kita terjatuh dari tubing.
Misalnya mencoba posisi defendsif iaitu posisi bertahan, dengan
posisi kaki kehilir dan kepala di hulu, posisi ini kita berdiam diri saja dan
posisi kaki yang di hilir itu untuk menghalangi jeram-jeram yang di depan dan
ada posisi offensif yaitu posisi berenang gaya bebas, tapi pada posisi ini kita
perlu berhati-hati karena bisa-bisa kepala kita yang terkena jeram.
Semua peserta sudah sampai di checkpoint/tempat peristirahatan
pertama dan mulai kembali meluncur mengikuti aliran sungai cikapundung, sampah
disini mulai banyak, sesekali kami berhenti untuk membersihkannya dan kembali
lagi mengikuti aluran sungai hingga tiba di areal penduduk disitu ada ibu-ibu
yang sedang mencuci baju dan segera Ia mengambil air sungai di embernya dan
mengguyur kami satu persatu pada saat melewatinya. Pada saat kami melewati itu salah satu rekan kami langsung
berteriak BU, itu yang dibelakang saya lagi ulang tahun, spontan ibu itu
langsung mengguyur habis-habisan *orang tersebut ialah richi* dan
sampai jugalah kami di checkpoint kedua dan gorengan serta kopi dan teh sudah
menanti,kebetulan kami sangat
lapar dan tanpa basa
basi ya cuma berdiri 2 nampan besar gorengan. insting sebagai lelaki
yang kelaparan keluar dan mengadopsi sistem pesantren, "bila tangan kanan
sedang memegang gorengan dan sedang memakannya, ambil lah gorengan lainnya dan
simpan di tangan kiri" sistem pesantren sangatlah efektif dan kami sudah mencobanya
sendiri,sangat ampuh dengan menghabiskan belasan gorengan dan hanya menyisakan
remah-remah gorengan buat rombongan yang datang berikutnya.Tidak lupa kita kopi
di lapangan dan bercanda gurau dengan yang lain dan tidak lupa berpoto bareng
peserta lain kemudian melanjutkan perjalanan.
Posisi duduk emang oye,karena lebih enak tidak pegal serta jika
berada di tempat yang dangkal tidak perlu repot menggoyang-goyangkan badan
untuk lepas dari jebakan dangkal, tetapi dibutuhkan keseimbangan yang tinggi
karena mudah terombang ambing dan biasanya tumpu berat badan lebih ke arah
belakang,ketimbang didepan dan gampang menyebabkan bila meluncur dan kandas di
tempat dangkal dengan posisi membelakangi hilir maka otomatis akan jatuh
terguling-guling.Tantangan
yang lebih extreme tentunya pas melewati jembatan siliwangi di temani kabel
listrik yang semerawut dan sampah-sampah. Kembali mengikuti arus hingga
akhirnya saya berada pada urutan terbelakang dan sempat mengikuti rekan yang
lain berdampingan layaknya sebuah kereta api dan kemudian datang entah dari
mana perahu rafting menabrak layaknya titanic.
Agak beberapa lama sampailah kita
ketanggul kedua dan kami tidak tau kalau
didekat tanggul sangat lah dalam, tanpa sengaja salah satu rekan kami turun dari tubing dan blugg, dalamnya, kaki sampai tidak
jejak,disitu ada 3 tanggul ya layaknya air terjun niagara, kembali berpoto
disana dan di ajakin Dwan tantangan yang lebih ekstreme,loncat
kebelakang dari dari bebatuan yang berbentuk layaknya jurang dengan ketinggian
1 tingkatan, yang lebih berbahayanya disekitaran areal mendarat dikelilingi
oleh tebing-tebing lainnya, jadi harus berhati-hati kalau salah perhitungan
loncat dan mendaratnya ya wassalam. Tapi setelah di contohi oleh Dwa baruna dan Richie langsung menyusul kegirangan, baruna disitu
sempat ragu tapi ya bodoh saja terjun dan sensasinya ruarrrr biasa diikuti oleh dadi,
ya cuma kami bertiga saja dan sama Dwan sebagai instruktur yang
loncat dari situ. Tidak lama kami sampai juga di tempat akhir ya kembali ke
plesiran. Segera naik ke rumah penduduk, makan, berbilas,salin baju dan
ketempat kang Dwan, main sampai jam 10 malam. kemudian di lanjjutkan dangdutan
jam 11 malam nuju kongkow di angkringan,demikian perjalan kami mengikuti Baksos
di sungai cikapundung,Ayo kita bersih sungai cikapundung agar bisa terlihat
seperti dulu lagi yang menjadi salah satu ikon kota bandung “GO GREEN”.*(BB)
0 komentar:
Posting Komentar